Sosok Teristimewa


Ibu, Ibu dan Ibu.
Seperti embun di pagi hari yang hangat,
Turun membasahi sekumpulan dedaunan dan rerumputan.
Yang tak pernah memandang siapa mereka,
Begitu tulus dan bijaksana.
                      
Ibu, wanita pejuang sejati.
Beban berat terpikulnya,
Darah dan nyawa taruhannya.
Tak sedikit pun nampak kesah darinya,
Tapi senyum yang selalu mewarnai hari-harinya.


Ibu, wanita terhebat sepanjang masa.
Pemilik naluri beribu harap.
Pengendali alam semesta.
Pendekar tangguh dunia.

Ibu, wanita sosok teristimewa.
Seorang guru besar dari awal hidup seorang manusia.
Yang mengajarkan kasih sayang seutuhnya.
Yang menuliskan keindahan pada setiap kertas putih dan suci
Tanpa noda dan kotoran hina.

Tanpa peran dan kehadirannya, aku bagaikan seorang yang pincang dan tanpa arah. Dialah sosok yang teramat kupuja. Berkat pengorbanannya sehingga aku terlahir dan dapat melihat dunia ini. Berkat kasih sayangnya sehingga dunia terasa dalam pelukan. Berkat ajarannya pulalah sehingga hidup terasa lebih berarti. Tanpa seorang Ibu, kami hanyalah sebatang pohon yang kering tak berbuah. Tanpa dirinya kami bagaikan aliran sungai yang kering dikerontangkan terik matahari. Di setiap malam yang dingin, hanya pelukannyalah yang terasa hangat.
Ini untuk Ibu, sang pembawa kedamaian dalam hidup seorang manusia. Aku berharap, apapun yang terjadi, tetaplah berada di sampingku, menemaniku, dan menjagaku.

Artikel Terkait

0 komentar: