Nyanyian Lagu Rindu


Hai, wanita tegar yang telah tertinggal.
Yang kini terasa jauh dan semakin jauh.
Teracuhkan, tanpa tersebut namanya lagi.

Hai, wanita yang bingung hatinya.
Terasa bersalah walau tak demikian.
Terpaksa terkubur, walau bukan maunya.

Aku yakin, di seberang sana yang entah di mana lagi keberadaannya,
Terputar sepercik memori tunggal waktu bersama.
Aku yakin, dulu terasa indah
Aku yakin, sekarang menjadi benci.

Aku tahu,
hari-harimu terisi kekosongan.
Di setiap malammu dipeluk kerinduan.
Ketika melangkah engkau selalu bertanya,
Tentang keindahan dunia yang sekejap menghilang.

Hai, wanita yang terluka hatinya,
Ini bukan mauku untuk memutuskan,
Baru kali ini aku terperangkap dalam simfoni rasa ku,
Rasa yang tak ingin juga aku bakar begitu saja.

Lalu, indahkah langit sore yang kau lihat?
Mendekatlah, dan berbisik padaku.
Beritahukan keindahan yang telah kau dapat setelah ini,
Setelah jiwaku hilang bersama awan hitam.

Hai, wanita yang lembut hatinya.
Aku tahu, kau pasti bisa tegar menghadapi ini semua.
Dan aku yakin, kau adalah wanita yang riang,
Maka kendalikanlah dunia ini sesuka hatimu.
Seperti pelangi yang dapat menciptakan keindahan.

Ini adalah nyanyian lagu rindu ku,
Walau tak terlihat, kau pasti akan mencarinya.



Sebuah Pena Untuk Ayahku


Ini untuk seorang pria yang tegar,
Yang menyempurnakan hari-hariku dengan kelembutannya,
Yang akan selalu memelukku jika aku sedih,
Menyemangati aku  ketika putus asa,
Dan menangis bersamaku ketika bahagia.
Aku, ibarat seekor anak angsa yang ingin terbang, maka dialah yang menjadi kedua sayapku.
Ketika aku berlari, dialah yang menjadi semangatku.
Yang mengajariku arti kedewasaan.
Yang membimbingku dalam meniti langkah.
Yang menasehatiku disaat aku bersalah

Dia seperti orang kebanyakan, tapi hanya dia yang putih hatinya.
Seorang pria pejantan tangguh.
Bahkan matahari pun akan dibelahnya jika ia mau.

Dialah pria terhebat yang pernah kumiliki.
Bahkan aku menjamin takkan ada yang dapat menandinginya.
Seorang pria pemberani, terkuat, dan terlemah.

Lantas siapakah dia?
Dialah Ayahku.
Yang tak pernah mengeluh jika lelah,
Tak pernah kesal jika gagal,
Tak pernah dendam jika dimaki,
Yang selalu tersenyum tegar walau dunia seakan runtuh.
Yang selalu menunduk rendah walaupun teratas.
Yang selalu lembut belaiannya walaupun tersakiti.

Itulah Ayahku,
Ayah idaman setiap anak sedunia
Seorang yang tegas dan berwibawa
Seorang yang lemah tapi berkarisma.

Dialah sosok itu, sosok pahlawan hidupku.
Cahaya mentari pagiku,
Dan seberkas sinar yang mengisi relung gelapku.