75 Centimeter

Seketika terpandang dari sudut 30 derajat di sebelah kiriku
Terdengar sayup alunan musik mengelus lembut saraf-sarafku
Perasaan dilema pun seakan menari-nari di benakku terdalam
Nampak jelas rupa manusia yang sangat kudambakan
Dengan segala tingkah laku dan senyum tawanya
Cukup membuat pikiranku penuh seketika

Diakah yang selama ini kucari ?
Yang selalu membayangiku disaat aku terlelap ?
Yang mengisi sukmaku disaat aku menangis ?
Yang kurindukan disaat aku jauh ?
Kemanakah dirimu selama ini ?
Mengapa engkau nampak disaat aku jenuh mencarimu ?
Akankah engkau menaruh rasa untukku yang telah lama kuinginkan adanya ?

Segala cara telah kucoba memutar otak kanan ku
Menemukan seberkas memori 8 tahun yang lalu
Dan menjawab maha tanya yang belum ku mengerti sela nya
“apakah dia adalah peri kecil yang teramat kudambakan dulu?”
Aku berharap jawabannya adalah satu kepastian
Kepastian bahwa dialah sosok itu
sosok yang penuh dengan kedewasaan dan mawas diri

Segera aku mengambil langkah terukur
Mendekatinya..
Seketika waktu terasa lambat
Jantungku semakin berdetak kencang
Tubuhku diam, tegap
Terasa darahku mengalir deras mengisi urat-urat nadiku
Dan keringat membasahi mukaku

Dalam hati aku bergumam
Dulu dia sangat jauh dariku dan sekarang aku tepat berdiri 75 cm di sebelahnya
Apa yang harus aku perbuat ?
Mentalku jatuh seraya mendengar desahan nafasnya
Sempat tercium pula wangi tubuh yang sangat aku kenal
Tubuh yang diselimuti kulit putih
dan rambut hitam yang menggantung panjang
Sambil tersenyum dia menoleh kepadaku
Aku terpana tapi aku mencoba untuk mengambil selangkah lagi ke hadapannya
Dan…

“Siska, Siska…!!!”
Tiba-tiba wanita setengah baya memanggil namanya yang sangat aku kenal dulu
Dan segera ia berlari, jauh, dan lebih jauh lagi dari jarak pandangku
Seketika energi tubuhku habis
Aku hanya bisa terdiam dan tetap mematung memandanginya
Dia meninggalkanku untuk yang kesekian kalinya
Aku pun berjanji akan menemukan 75 cm itu
Satu jarak yang sangat kurindukan
Walaupun hanya dalam mimpiku lagi

Siska, aku ingin menemukanmu
Secara nyata dan kasat mata
Dengarkah kau curahan hati teman kecilmu ini ?

Tak Satu


Semua pasti berakhir
tapi bukan dengan cintaku
sungguh ku tak kuasa
menahan tangisku di redam hatiku

segalanya telah berubah
seiring waktu ku berpisah denganmu
kemanakah dirimu ?
yang dulu membuat diriku terindah
mungkin semua ini yang terbaik untuk dirimu

ingatlah kita memang tak satu
tapi hati kita tetap sama
kau berpaling tinggalkan diriku
ku tersakiti karena dirimu