'Brukk'
”Aduh!!”aku meringis kesakitan. Tak disangka pria tadi
menabrakku. Dasar buta! Umpatku dalam hati.
”Heh! Apa anda tak bisa melihat, kalau disini ada cewek
cantik nan manis jalan. Pake tabrakan segala lagi”Marahku pada pria tadi, yaa
walaupun sekalian numpang narsis. Segera ku berdiri membersihkan celana dan
bajuku yang sedikit kotor. Lalu kudongakkan kepalaku, menatap pria tadi.
”Maaf!” ucap pria itu. Singkat, padat, dan jelas. Hah? Maaf?
Gilaa, dia udah merusak moodku hari ini. Dan balasannya apa? Maaf?
setelah berucap 'Maaf' pria tadi segera beranjak dari sini.
Ia berjalan santai, seolah tak terjadi apa-apa. Ya sudahlah nggak penting juga.
Aku segera bangkit, dan berjalan kembali menuju ayunan biru itu. Setelah
sampai, perlahan kududukkan badanku di salah satu bangku ayunan itu. Kakiku
kugunakan untuk mengayun ayunan ini. Kupejamkan mataku. Berusaha mencari
ketenangan, dan juga berusaha mengembalikan mood ku yang hampir saja hilang.
Hh.. Begitu nyaman. Semakin cepat ayunan ini berayun, semakin kuat pejaman
mataku, semakin kuat juga angin yang menerpa badanku. Sedang menikmati suasana
siang ini. Aku merasa seperti ada yang memperhatikanku. Segera kubuka pejaman
mataku. Ku tolehkan kepalaku kekanan dan kekiri. Tak ada siapapun disini. Hanya
aku, Alone.
Sudahlah itu mungkin hanya perasaanku saja. Lagipula, ada
nggaknya orang yng merhatiin aku itu nggak penting. Mata, mata orang kok. Jadi
ngapain harus diladeni. Buang-buang waktu saja. Kulanjutkan aktivitasku yang
tadi sempat terhenti. Sekali lagi aku menoleh kekanan. Dan... Yap! Sudah
kuduga. Ternyata pria tadi yang memperhatikanku. Tapi.. Tunggu.. Tatapannya
begitu kosong. Seperti menyimpan sejuta masalah. Tapi wajahnya menyiratkan
sebuah ketenangan. Entah kenapa, pria ini menurutku misterius. Kuhentikan
aktivitasku dan kudekati pria itu yang sedang duduk di salah satu bangku taman
ini. Segera aku duduk di sisi kanan pria ini. Sepertinya pria ini belum sadar
akan kehadiranku.
Merasa di cuekkin sedaritadi. Kukibaskan tanganku di depan
wajahnya. Sontak ia kaget dan menoleh kepadaku. Dia terlihat heran denan
kehadiranku.
"Hey! Perkenalkan aku Adelia Fedora! Kau bisa
memanggilku Adel. Kamu?" kuulurkan tanganku untuk mengajaknya berkenalan.
Ia tampak sedikit bingung. Tapi tak berapa lama ia membalas uluran
tanganku.
"Alexander Dion. Kau bisa memanggilku Dion." Ooh
jadi namanya Dion, lumayan bagus.
"Btw, kenapa kamu bisa ada disini? Bukannya tadi kamu
terlihat terburu-buru?" tanyaku berusaha mencairkan suasana. Dia hanya
diam. Diam? Ya hanya diam? Dan itu membuatku jengkel.
"Haloo tuan Dion. Barusan aku menanyakan sesuatu
padamu. Dan kau belum menjawab. Apakau tuli?" kataku keki sama dia. Gimana
nggak keki orang dianya diem aja.
"pertanyaan tidak bermutu" sumpah kali ini aku
benar-benar jengkel sama dia. Nggak bermutu? Emangnya pertanyaan yang menurut
dia bermutu itu apa? Sialan di cowok.
"Maksud lo?" kataku nggak nyante.
" Sorry aku harus pergi, satu lagi kamu sudah
mengusikku sedari tadi. Dan itu membuatku merasa terganggu" pria itu
meangkahkan kakinya keluar taman ini. Meninggalkanku yang masih meresapi
kalimatnya barusan.
Aku sama sekali tk mengerti dengan pria ini. Seharusnya aku
yang merasa terganggu dengan kehadirannya. Ya sudah lah mungkin memang aku yang
pengganggu. Dan well, hari ini moodku drastis turun.
Segera ku sampirkan tas ranselku di punggungku. Kulirik jam
tanganku 14:00. Hh.. Sudah lama ternyata aku disini. Di tempat ini. Aku janji
aku kan selalu ke tempat ini setiap ada waktu. Tempat ini sangat nyaman. Its
time to go home..
Lanjut Ke RED STRING ( Part 4 )
0 komentar:
Posting Komentar