RED STRING ( Part 3 )

'Brukk' 
”Aduh!!”aku meringis kesakitan. Tak disangka pria tadi menabrakku. Dasar buta! Umpatku dalam hati. 
”Heh! Apa anda tak bisa melihat, kalau disini ada cewek cantik nan manis jalan. Pake tabrakan segala lagi”Marahku pada pria tadi, yaa walaupun sekalian numpang narsis. Segera ku berdiri membersihkan celana dan bajuku yang sedikit kotor. Lalu kudongakkan kepalaku, menatap pria tadi. 
”Maaf!” ucap pria itu. Singkat, padat, dan jelas. Hah? Maaf? Gilaa, dia udah merusak moodku hari ini. Dan balasannya apa? Maaf? 
setelah berucap 'Maaf' pria tadi segera beranjak dari sini. Ia berjalan santai, seolah tak terjadi apa-apa. Ya sudahlah nggak penting juga. Aku segera bangkit, dan berjalan kembali menuju ayunan biru itu. Setelah sampai, perlahan kududukkan badanku di salah satu bangku ayunan itu. Kakiku kugunakan untuk mengayun ayunan ini. Kupejamkan mataku. Berusaha mencari ketenangan, dan juga berusaha mengembalikan mood ku yang hampir saja hilang. Hh.. Begitu nyaman. Semakin cepat ayunan ini berayun, semakin kuat pejaman mataku, semakin kuat juga angin yang menerpa badanku. Sedang menikmati suasana siang ini. Aku merasa seperti ada yang memperhatikanku. Segera kubuka pejaman mataku. Ku tolehkan kepalaku kekanan dan kekiri. Tak ada siapapun disini. Hanya aku, Alone. 
Sudahlah itu mungkin hanya perasaanku saja. Lagipula, ada nggaknya orang yng merhatiin aku itu nggak penting. Mata, mata orang kok. Jadi ngapain harus diladeni. Buang-buang waktu saja. Kulanjutkan aktivitasku yang tadi sempat terhenti. Sekali lagi aku menoleh kekanan. Dan... Yap! Sudah kuduga. Ternyata pria tadi yang memperhatikanku. Tapi.. Tunggu.. Tatapannya begitu kosong. Seperti menyimpan sejuta masalah. Tapi wajahnya menyiratkan sebuah ketenangan. Entah kenapa, pria ini menurutku misterius. Kuhentikan aktivitasku dan kudekati pria itu yang sedang duduk di salah satu bangku taman ini. Segera aku duduk di sisi kanan pria ini. Sepertinya pria ini belum sadar akan kehadiranku. 
Merasa di cuekkin sedaritadi. Kukibaskan tanganku di depan wajahnya. Sontak ia kaget dan menoleh kepadaku. Dia terlihat heran denan kehadiranku. 
"Hey! Perkenalkan aku Adelia Fedora! Kau bisa memanggilku Adel. Kamu?" kuulurkan tanganku untuk mengajaknya berkenalan. Ia tampak sedikit bingung. Tapi tak berapa lama ia membalas uluran tanganku. 
"Alexander Dion. Kau bisa memanggilku Dion." Ooh jadi namanya Dion, lumayan bagus. 
"Btw, kenapa kamu bisa ada disini? Bukannya tadi kamu terlihat terburu-buru?" tanyaku berusaha mencairkan suasana. Dia hanya diam. Diam? Ya hanya diam? Dan itu membuatku jengkel. 
"Haloo tuan Dion. Barusan aku menanyakan sesuatu padamu. Dan kau belum menjawab. Apakau tuli?" kataku keki sama dia. Gimana nggak keki orang dianya diem aja. 
"pertanyaan tidak bermutu" sumpah kali ini aku benar-benar jengkel sama dia. Nggak bermutu? Emangnya pertanyaan yang menurut dia bermutu itu apa? Sialan di cowok. 
"Maksud lo?" kataku nggak nyante. 
" Sorry aku harus pergi, satu lagi kamu sudah mengusikku sedari tadi. Dan itu membuatku merasa terganggu" pria itu meangkahkan kakinya keluar taman ini. Meninggalkanku yang masih meresapi kalimatnya barusan. 
Aku sama sekali tk mengerti dengan pria ini. Seharusnya aku yang merasa terganggu dengan kehadirannya. Ya sudah lah mungkin memang aku yang pengganggu. Dan well, hari ini moodku drastis turun. 
Segera ku sampirkan tas ranselku di punggungku. Kulirik jam tanganku 14:00. Hh.. Sudah lama ternyata aku disini. Di tempat ini. Aku janji aku kan selalu ke tempat ini setiap ada waktu. Tempat ini sangat nyaman. Its time to go home.. 


Lanjut Ke RED STRING ( Part 4 )


Artikel Terkait

0 komentar: