Angin sore yang begitu tenang, membelai lembut wajahku.
Kuhirup dalam-dalam udara itu lalu kuhembuskan kembali. Tanpa kusadari senyum
tipis terulas di bibirku. Entah kenapa, aku pun tak tahu. Sudah setengah jam
lebih aku duduk di bangku taman ini. Ya, hanya duduk seorang diri tanpa
melakukan sesuatu. Kuperhatikan sekelilingku 'Hh.. Masih sama' ucap batinku.
Tak sengaja inderaku menangkap sesuatu di sudut taman ini. Kulangkahkan kakiku
mendekat ke 'sesuatu' itu. Dekat, dan semakin dekat. Hingga sekarang aku sudah
berada di hadapan 'sesuatu' itu. Kutatap dengan seksama 'sesuatu' itu. Perlahan
tatapanku mulai buram. Yaa cairan bening itu telah memenuhi kornea mataku.
Dengan sekali kedipan sudah ku pastikan, cairan itu akan mengalir dipipiku.
Perlahan ku sentuh 'sesuatu' di hadapanku itu. Sesuatu yang dulu menjadi tempat
bermainku. Tempat kesenanganku. Tempat dimana aku bertemu dengan dia. Juga
tempat dimana menjadi saksi bisu awal cintaku. Hh kuhembuskan nafasku pelan.
Segera aku duduk di salah satu bangku 'sesuatu' itu. Lalu kuayunkan tubuhku
dengan perlahan. Lalu ku pejamkan kedua mataku, menikmati angin yang semakin
terasa menerpaku. Kubiarkan ayunan itu terus berayun dan berayun. Membawaku
menuju ke masa itu.
*****
Pipp...pipp..pippp
Suara bising klakson mobil memenuhi indera
pendengaranku.
"Huh selalu saja begini" Gumamku. Yaa beginilah
akibatnya tinggal di kota besar. Harus bisa mempertebal kesabaran. Kenapa aku
bilang kayak begitu? Kalian lihat aja nih sekarang mobil aku terjebak di
tengah-tengah macet. Salahku juga sih yang bangun kesiangan, hehehe. Yaa tapi
kan tetep aja judulnya sekarang aku lagi bete -_-
Kulirik jam tangan merah yang melingkar di pergelangan
tanganku. WHATT!! Mampus 20 menit lagi aku yakin bel masuk sekolah berbunyi.
Dan itu artinya aku bakal terlambat.
"Pak Ri.. Cepetan dong. Aku udah telat nih" Kataku
ke Pak Ri -supirku-
"Aduh, nggak bisa neng. Ini macet banget susah kalau
mau nyelip neng" jawab pak Ri
"Ya udah pak, kecilin aja mobilnya biar bisa nyelip! Cepet
pak" kataku tak sabaran.
"Walaah nggak bisa kali neng"
"nggak bisa ya pak? Terbangin aja deh pak kalau begitu,
terbangin pak" kataku asal
"Yaelah neng dikecilin aja nggak bisa, apalagi di
terbangin neng. Saya mah bukan penyihir atuh neng. It's Impossible...
Impossible... Impossible.." Gila supirku aja bisa nyanyi inggris..
Ckckck.
Denger jawaban pak Ri tadi hampir ngebuat aku putus asa.
Tapi... Aha! Aku menjentikkan jariku. Segera ku sampirkan tas ranselku di
punggungku. Tarik nafas lalu hembuskan. Tanpa meminta izin, aku segera keluar
dari mobil dan langsung berlari. Ku tebak Pak Ri pasti terkejut dengan
kenekatanku. Samar kudengar Pak Ri meneriakkan namaku. Tapi tak kuhiraukan. Aku
berusaha mencari celah untuk berlari. Peluh keringat keluar dari pori pori
kulitku. Wajar, cuaca pagi ini memang panas. Aku terus berlari dan berlari.
Hingga aku telah berlari memasuki kompleks sekolahku. Aku berhenti sejenak
mengatur nafasku yang memburu. Ku seka peluh yang membasahi dahiku. Tak sengaja
kulirik jam tanganku, 07:05 tak ada waktu, 5 menit lagi aku akan benar benar
terlambat. Tanpa membuang waktu lebih lama kulanjutkan lariku. Hingga aku mulai
melihat pintu gerbang sekolahku. Eh tapi.. Tunggu.. MAMPUS!! Pintunya udah di
tutup. Aku berlari lagi, kali ini lebih cepat. Dari luar aku melihat pak Satpam
yang sedang duduk santai di pos keamanan.
"Pak!! Pak satpam bukain dong pintunya!" teriakku.
Satpam itu menoleh kearahku. Lalu berjalan mendekati gerbang.
"Pak pintunya buka ya pak! Please" kataku
memohon
"Tidak bisa, kau sudah terlambat 30 detik" kata
pak satpam. Lengkap dengan logat Bataknya. 'Gila, lewat 30 detik doang, udah
terlambat' pikirku
"Yaelah pak lewat 30 detik doang pak, masa
terlambat?!"
"Ini memang sudah peraturannya, dan sekarang kamu sudah
terlambat 2 menit"
"Hah! 2 menit? Masya Allah! Gimana nggak terlambat 2
menit pak. Orang bapak nggak bukain saya pintunya!" protesku
"Kan saya sudah bilang, ini sudah aturan sekolah pasal
101 (buset dah)! Jadi silahkan kamu pulang" usir pak Satpam. Hheh! Bukan
aku namanya kalau nggak punya ide. Oke saatnya beraksi.
"Hhh.. Yaudah deh pak. Saya bakal pulang. Tapi kalau
entar saya di tanya sama orang tua saya. Saya akan bilang, kalau saya diusir,
dan dilarang menimba ilmu di sini. Dan saya akan ngelaporin bapak ke HAT! Hak
Anak Terlambat *emang ada?* biar bapak nanti dipecat, dihukum, dan dipenjars
pak! Saya pulang dulu pak" kataku sok dramatis, sambil berpura-pura akan
melangkah pergi.
"Tunggu..!!"
0 komentar:
Posting Komentar