kita telah dipisahkan oleh waktu
ketika kau merasa jenuh pada duniaku
yang terselubungi oleh ketiadaan
ketiadaan akan materi dunia yang kau idam-idamkan
kini kau telah mendapatkannya yang sesuai dengan keinginanmu
bersenang, bercanda, tertawa, bahagia
dialah yang memiliki materi yang kau cari
susah senang mu pun akan dia hapuskan dengan satu benda berlabel
aku hanyalah setetes tanah lumpur basah yang terhina dan terinjak
oleh keserakahan dunia yang begitu rimba
tahukah kau di sini aku telah menerima kepergianmu ?
tanpa terasa sakit kau menghianati, tapi tak apa bagiku, mungkin itu pantas untukmu
menginjak ku yang berada di bawahmu
serta merta menyungging tawa sinis dengan mata yang tajam
dan aku akan kembali pada tanah asalku
tanpa berpaling lagi untukku
ya, aku tak mengharapkannya tapi mengapa harus berakhir seperti ini ?
apakah kau dapat menghapus memori-memori kotor pada orang terdahulu tentangmu ?
tertawalah sekarang sepuas hatimu
bicarakan tentangku kepada orang terdekatmu dan jadikan aku terlebih hina
bencilah aku, bencilah diriku, bencilah masaku, bencilah nasibku
ancam lah aku, tertawakan aku, kau menang, aku kalah, kau terhormat, aku terhina
kau memiliki segalanya sedangkan aku tidak !
kau memang pantas merampas harga diri ini
rampas ! rampas ! ambillah sesuka hatimu !
tertawalah ! tertawalah !
tapi kau harus tau bahwa dua milimeter di depan retina mataku,
jiwamu mengaduh bersamaku.
Dua Milimeter
Diposting oleh Unknown Senin, 22 Agustus 2011 di 03.09
Label: Puisi Cinta dan Kehidupan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar