Sebuah Pena Untuk Ayahku


Ini untuk seorang pria yang tegar,
Yang menyempurnakan hari-hariku dengan kelembutannya,
Yang akan selalu memelukku jika aku sedih,
Menyemangati aku  ketika putus asa,
Dan menangis bersamaku ketika bahagia.
Aku, ibarat seekor anak angsa yang ingin terbang, maka dialah yang menjadi kedua sayapku.
Ketika aku berlari, dialah yang menjadi semangatku.
Yang mengajariku arti kedewasaan.
Yang membimbingku dalam meniti langkah.
Yang menasehatiku disaat aku bersalah

Dia seperti orang kebanyakan, tapi hanya dia yang putih hatinya.
Seorang pria pejantan tangguh.
Bahkan matahari pun akan dibelahnya jika ia mau.

Dialah pria terhebat yang pernah kumiliki.
Bahkan aku menjamin takkan ada yang dapat menandinginya.
Seorang pria pemberani, terkuat, dan terlemah.

Lantas siapakah dia?
Dialah Ayahku.
Yang tak pernah mengeluh jika lelah,
Tak pernah kesal jika gagal,
Tak pernah dendam jika dimaki,
Yang selalu tersenyum tegar walau dunia seakan runtuh.
Yang selalu menunduk rendah walaupun teratas.
Yang selalu lembut belaiannya walaupun tersakiti.

Itulah Ayahku,
Ayah idaman setiap anak sedunia
Seorang yang tegas dan berwibawa
Seorang yang lemah tapi berkarisma.

Dialah sosok itu, sosok pahlawan hidupku.
Cahaya mentari pagiku,
Dan seberkas sinar yang mengisi relung gelapku.

Artikel Terkait

0 komentar: