Saya dan Penganut Monoteisme

Apakah kau pernah berfikir bagaimana cara mematahkan sifat-sifat dan pemikiran-pemikiran yang sangat monoton ?
Ibarat seseorang yang berdiri membelakangi api unggun di dalam gua yang gelap dan hanya melihat bayangan dirinya sendiri.
Mereka yang takut pada kekejaman dunia. Yang takut terhadap kebrengsekan waktu. Dan terlebih mereka yang takut pada dirinya sendiri.
Mereka hanya meyakini terhadap hal yang pasti. yang penting pasti dan yang jelas sudah pasti.
bagaimana yang belum pasti ?
ya, itulah yang terjadi. Mereka seakan menertawakanku yang mencoba keluar dari ruangan yang gelap ini.
Aku, seorang diri diantara berjuta-juta orang yang saling berebut kursi nyata (pasti), berusaha mematahkan segala asumsi-asumsi pasti yang mereka miliki.
Dan aku, masih tetap pada pendirianku. Mereka semakin terbahak dan cekikikan oleh tingkah ku.
Apakah aku melucu ? apa ini lucu ? bahkan terlalu lucu ?
sebenarnya atas dasar apa mereka menertawakanku ? apakah karena aku yang telah keluar dari akal mereka ? tidak masuk di akal begitu ?
Aku akui mereka telah lebih banyak 'makan garam'. Tapi menurutmu siapakah yang kekanak-kanakan ?
mereka hanya ingin merasakan yang manis.
Oh Tuhan, siapakah yang salah ?
Aku sangat yakin bahwa hanya akal merekalah yang tidak mengerti betapa inginnya aku dan dia maju, melangkah dan berlari hingga membelah matahari.
Yang akan merasakan hidup yang sesungguhnya.
Yang tak ingin diperalat oleh dunia.
Aku yakin, masa depanku ada di tanganku yang sekarang sedang memilih.
Aku yakin, jawaban hari tuaku ada pada kakiku yang melangkah pada jalan yang kuyakini.
Sekarang, aku dan dia satu. Tak mungkin terpecah apalagi terbelah.
Hanya dialah yang membuatku bisa bertahan sampai detik ini. karena dialah nyawa hidupku, segala cambukan waktu yang menamparku untuk terus berlari.

Tenang sayangku. Aku yakin kita bisa mengubah semuanya.
Di sinilah kita bertindak, bermodalkan asa dan raga tanpa memedulikan segala ancaman waktu.
Saatnya kita akan mulai terbiasa terjungkal dan terbalik, berpeluh keringat yang tak kunjung berhenti.
percayalah, waktu adalah hakim yang maha adil.


*Lebih baik terus mencoba daripada tidak melakukan apa-apa. Karena orang yang tidak pernah mengalami kejatuhan adalah orang yang tak pernah melakukan apa-apa.

Artikel Terkait

0 komentar: