Cinta (Di Balik Cermin)


CERMIN! Satu benda misteri dalam alam pikirku. Yang membuat duniaku penuh dengan tanya.
Apa yang dilakukan oleh bayangan diriku disaat aku berbalik dari cermin itu ? Apakah ia tetap mengikutiku untuk berbalik ? Atau malah tetap diam memandangi punggungku ? Aku tak tahu !
Apakah cermin itu adalah benda datar atau malah menjadi sebuah ruangan yang begitu luas ? Ini masih menjadi pertanyaan yang besar.

Sekarang aku bertanya kepadamu, pernahkah kau bercermin ? Apa yang kau lihat ? Bayanganmu ? Itu sudah pasti. Tapi semua itu karena kau melihatnya dan berhadapan dengannya. Lantas apa yang terjadi jika kau berbalik membelakanginya sebentar saja ? Apakah kau bisa melihat bahwa di sana masih ada bayangan dirimu ? Pasti kau tidak tahu dan tak akan pernah tau.
Itulah yang menimpaku saat ini.

DI BALIK CERMIN !

Sampai saat ini aku masih percaya bahwa dia adalah kekasihku. Aku percaya bahwa hatinya hanya untukku. Karena setiap melihatnya, aku bahagia. Dia yang selalu memberiku kecupan yang sangat manis tepat di bibirku dan mendekapku penuh dengan kasih sayang. Setiap perkataannya terdengar sangat romantis di telingaku hingga kurasa dunia ini hanya milikku berdua dengannya. Setiap aku duduk dan bersandar di bahunya, dengan tulus ia membelai rambutku. Senyumnya, canda tawanya, ocehannya, gerutunya, ataupun sikap dan sifatnya selalu kutangkap bahwa semua itu hanya untukku. Tapi itu semua terjadi di hadapanku.

Dan saat ini, dia berada jauh dariku. Hanya suaranya yang menemaniku akhir-akhir ini. Dalam ucapannya masih selalu terkesan bahwa ia masih mencintai dan menyayangiku setulus hati. Tapi aku tak begitu percaya, karena diriku selalu dihantui oleh perbuatannya dahulu. Dulu, tanpa banyak fikir dia memutuskan seorang lelaki yang sudah menjalani hubungan bersamanya selama dua tahun untuk berpadu kasih denganku. Segampang itukah kau berpaling dan meninggalkannya ? Ke mana jalinan benang-benang yang kau rajut bersamanya dulu ? Hanya dengan beberapa hari semuanya menghilang, kau telah membakarnya mungkin ? Entahlah tapi hal itu yang membuatku amat teramat takut. Kuakui bahwa hubungan kita masih belum cukup lama. Pastilah dengan sangat gampang kau dapat menghilangkannya juga. karena dua tahun pun kau binasakan dengan mudahnya, lantas sangat mudah bagimu untuk melakukan hal yang sama terhadap hubungan yang baru berjalan tiga bulan ini.
Sekarang, kau berada di balik cerminku. Aku tak tahu apa yang telah, sedang atau akan kau lakukan di belakangku.
Tapi ingatlah bahwa aku tahu cermin itu punya kelemahan. Inginkah kau tahu ? Aku akan menaruh cermin di depan cermin ini !



Saya dan Penganut Monoteisme

Apakah kau pernah berfikir bagaimana cara mematahkan sifat-sifat dan pemikiran-pemikiran yang sangat monoton ?
Ibarat seseorang yang berdiri membelakangi api unggun di dalam gua yang gelap dan hanya melihat bayangan dirinya sendiri.
Mereka yang takut pada kekejaman dunia. Yang takut terhadap kebrengsekan waktu. Dan terlebih mereka yang takut pada dirinya sendiri.
Mereka hanya meyakini terhadap hal yang pasti. yang penting pasti dan yang jelas sudah pasti.
bagaimana yang belum pasti ?
ya, itulah yang terjadi. Mereka seakan menertawakanku yang mencoba keluar dari ruangan yang gelap ini.
Aku, seorang diri diantara berjuta-juta orang yang saling berebut kursi nyata (pasti), berusaha mematahkan segala asumsi-asumsi pasti yang mereka miliki.
Dan aku, masih tetap pada pendirianku. Mereka semakin terbahak dan cekikikan oleh tingkah ku.
Apakah aku melucu ? apa ini lucu ? bahkan terlalu lucu ?
sebenarnya atas dasar apa mereka menertawakanku ? apakah karena aku yang telah keluar dari akal mereka ? tidak masuk di akal begitu ?
Aku akui mereka telah lebih banyak 'makan garam'. Tapi menurutmu siapakah yang kekanak-kanakan ?
mereka hanya ingin merasakan yang manis.
Oh Tuhan, siapakah yang salah ?
Aku sangat yakin bahwa hanya akal merekalah yang tidak mengerti betapa inginnya aku dan dia maju, melangkah dan berlari hingga membelah matahari.
Yang akan merasakan hidup yang sesungguhnya.
Yang tak ingin diperalat oleh dunia.
Aku yakin, masa depanku ada di tanganku yang sekarang sedang memilih.
Aku yakin, jawaban hari tuaku ada pada kakiku yang melangkah pada jalan yang kuyakini.
Sekarang, aku dan dia satu. Tak mungkin terpecah apalagi terbelah.
Hanya dialah yang membuatku bisa bertahan sampai detik ini. karena dialah nyawa hidupku, segala cambukan waktu yang menamparku untuk terus berlari.

Tenang sayangku. Aku yakin kita bisa mengubah semuanya.
Di sinilah kita bertindak, bermodalkan asa dan raga tanpa memedulikan segala ancaman waktu.
Saatnya kita akan mulai terbiasa terjungkal dan terbalik, berpeluh keringat yang tak kunjung berhenti.
percayalah, waktu adalah hakim yang maha adil.


*Lebih baik terus mencoba daripada tidak melakukan apa-apa. Karena orang yang tidak pernah mengalami kejatuhan adalah orang yang tak pernah melakukan apa-apa.

Waktu yang Berbicara, Dialah yang Bijaksana


Kau bertanya, "apa yang kau rasakan ketika kau menutup matamu ketika langit sore ?"
Aku merasakan kebebasan, kebebasan yang mungkin hanya aku yang dapat merasakannya.
Namun kau mengelak dan berkata, "mengapa aku tidak ? Yang aku rasakan hanya semakin hampa dan sepi !"
Karena kau tak dapat merasakan kehadirannya.
Dan kau tetap pada pendirianmu. Keras ! "Aku merasakannya ! Tapi mengapa mereka hanya semakin lirih menerpaku ?".
Mungkin karena kau tak dapat menangkapnya.
Kau semakin penasaran atas jawabanku. Lantas kau bertanya lagi, "Apakah kau bisa menangkapnya ? Aku rasa tidak !".
Lalu hanya kujawab sekedarnya bahwa aku dapat menangkap keceriaannya.
Kau tetap bersikeras mempertahankan segala asumsi mu bahwa tak ada siapapun yang dapat melakukan hal itu, dan kau pun meminta pembuktian dari perkataanku.
Lalu kujawab, "hiruplah udara segar di sekelilingmu dan tahanlah agar mereka mengaliri saraf-sarafmu. Kemudian pejamkan matamu dan rasakan mereka membelai setiap sisi sepi mu. Tersenyumlah sejenak dan keluarkan musuh mereka secara perlahan-lahan melewati rongga-rongga tenggorokanmu hingga mereka lepas dan kau pun merasa semakin sejuk. Bila kau masih belum dapat menangkapnya, maka ulangilah !"

Berselang beberapa saat kau bertanya lagi, "kesempurnaan dalam bentuk apa yang kau cari pada wanita lain di luar sana ?"

Aku hanya bisa menjawab karena dia telah memiliki jiwanya. Dan dia lebih bangga menjadi dirinya.
Karena dia lebih memiliki prinsip hidup yang nyata, yang tak dapat digoyahkan oleh siapapun termasuk aku sendiri !
Apakah kau tak menyetujuinya ? Aku hanya bisa berkata bahwa kau belum mampu menjadi dirimu. karena kedewasaan alam fikiranmu belum terlalu matang.
Kau dulu terlalu lama kutunggu, hingga jiwa ini lelah dan telah terbiasa tak mendengar kabar darimu.
Ini adalah pembelajaran bagimu bahwa waktu tak akan bisa menunggu. Dan dia akan mengubah semuanya sesuai dengan hukum yang telah dipegangnya.

Waktu telah ber bijaksana denganku, dan aku pun ingin tetap berjalan beriringan bersamanya.

Tangisan Seorang Penyair





Aku, tak lebih dari sebutir pasir yang jatuh dari genggaman,
Tertinggal, terinjak, dan terabaikan.
Aku, selayaknya lumpur hitam,
Yang telah mengotori selembar kain putih.
Aku, adalah ombak di pantai berangin,
Yang selalu kejam memisahkan bebatuan dari pelukannya.
Jadi siapakah aku ?
Aku hanyalah seorang penyair yang memandang semuanya dengan air mata.
Sekilas seperti monodrama, tetapi inginnya bersama.
Tak sedikit pula yang menganggapnya fatamorgana, tetapi punya ketegasan asa.
Jadi apakah kau dapat menyimpulkannya ?
Jelas tidak !
Karena hanya aku yang dapat mengetahui siapa diri ini.
Di tangankulah jawaban dari puncak yang ku telusuri.
Dan hanya dengan kakiku lah sehingga aku dapat menentukan arah yang akan ku tuju.
Maka biarkanlah mataku tetap menatap langit yang jingga,
Yang menggambarkan betapa sedihnya dunia ini.
Dunia yang tak lagi begitu nyata bagiku,
Yang selalu terselimuti kepalsuan, dan  kebohongan.
Semuanya tak lebih dari drama-drama klasikal tua,
Dengan seorang sutradara yang penuh keangkuhan.

Ya, tertawalah ! tertawalah melihat dunia ini.
Dan kau telah menertawakan dirimu sendiri.
Aku hanya ingin menangis, tangisan yang kuharapkan terdengar oleh kalbu yang  gelap.
Aku hanya ingin terdiam, dan hanya dapat berkata dalam imajinasiku.
Dan aku hanya akan dapat tersenyum, bila waktu telah bijaksana menilai dan menjawab semua gundahku.

Her Name’s Wulan



         Satu nama yang sedari dulu amat kurindukan adanya. Wangi tubuhnya yang selalu membuat romaku berdiri. Desahan nafasnya yang lembut seakan membelai setiap sisi sepi kalbuku. Dia sahabat kecilku, dia yang kudamba, dia yang kutunggu, dan dialah yang terindah. Teringat senyumnya 11 tahun yang lalu sebelum aku pindah ke kota lain. Perpisahan yang tidak akan terlupakan di benakku, karena hari itu, langit mendung seakan menggambarkan suasana hatiku yang pedih, angin bertiup kencang ditemani bulir-bulir debu berpusar halus di sekeliling mobilku. Ranting-ranting pohon pun melambai sedih seperti tak merelakan kepindahanku dari desa itu. Terlebih hatiku, sangat merasakan kehilangan yang teramat mendalam karena kutahu aku akan kehilangan sosok itu, sosok yang telah mewarnai hari-hariku selama lima tahun bersamanya. Apakah dia juga merasakan seperti apa yang kurasakan saat itu ? aku tak tahu. Yang terpenting saat itu adalah bagaimana agar aku bisa mengucapkan satu dua patah kata perpisahan dan janji untuk bertemu kembali dengannya. Tapi apa dayaku ? seolah asaku telah pupus, aku pergi meninggalkan desa itu dengan air mata.
Bertahun-tahun sejak perpisahan itu, tanpa ada kabar dan pesan, berangsur-angsur memori itu menghilang. Aku tak memikirkannya lagi. Hari-hariku berjalan dengan biasa. Apapun yang kulakukan hanya terasa biasa. Semangatku terus berjalan dengan biasa saja.

LANTAS APA YANG TERJADI ?

       Dari yang biasa itu, akhirnya aku merasa ada sesuatu yang hilang dan amat dibutuhkan oleh diriku saat ini. Kucoba mencarinya, tapi tak kunjung kudapatkan juga. Hingga asa dan ragaku terasa lelah.
Disaat kurasa langit sore tak begitu indah lagi dan angin yang dulunya sejuk telah terasa hambar, aku berusaha terbangun dari mimpi buruk ini. Segera kuambil satu langkah terukur untuk memulai menemukannya kembali. AKAN KUCARI DIA, HINGGA KE DASAR DUNIA !
Aku terus berlari, terjatuh, berlari, jatuh dan lari lagi. Akhirnya di penghujung pencarian ini, aku menemukan apa yang kurindukan. Tingkahnya, sikapnya, senyum tawanya, dan kekanak-kanakannya seakan mengingatkanku kepada peri kecilku dulu. Semakin aku memperhatikannya semakin tak kusangka dia semakin memenjarakan hatiku. Parasnya yang anggun terselimuti oleh kerudung berwarna merah maroon cukup membuatku tak mengedipkan mata beberapa menit. Tubuhnya yang mungil ditambah penampilannya yang fantastis membuat jantung ini semakin berdetak kencang. 
DIA MENATAPKU ! matanya begitu indah seraya memberiku senyuman dari bibirnya yang merah. Aku terdiam dan terpana. Aku tak dapat bergerak lagi. Kakiku terasa berat seperti tertahan berton-ton batu gunung. 

DIA MENDEKATIKU ! rasanya aku tak dapat bernafas lagi. Keringat dinginku mengucur deras membasahi kerah bajuku. Aku salah tingkah dibuatnya. 

DIA INGIN MENYALAMIKU ! tak kuat aku mengangkat tanganku dan mata ini tak kunjung berkedip. Dengan sekuat tenaga aku berusaha tersenyum untuknya dan menyambut uluran tangannya. Keringatku tambah tak terkendali. Seolah aku tak percaya bahwa apa yang kulihat ini adalah kenyataan. Apakah dia adalah sosok yang kucari selama ini ? diakah yang kurindukan ? diakah yang selalu menghantui fikiranku ? diakah yang kudamba keberadaannya menerangi setiap sisi gelap hati ini ? kaukah itu ? aku menyambut tangannya. Terasa lembut. Terasa lemah. Terasa hangat. Dan terasa luar biasa. Sejenak aku menghirup aroma tubuhnya yang kurindukan. Serta suaranya yang sangat aku kenal. Aku semakin tak percaya. Ini seperti momen yang amat teramat kurindukan datangnya. Aku tak kuat lagi. Bajuku basah oleh keringatku sendiri. Otakku berputar hebat mencari-cari memori yang telah hilang. Aku melihatnya tersenyum lagi kepadaku. Tak sepatah katapun yang dapat aku keluarkan. Aku hanya mematung menantikan kenyataan yang akan dia ucapkan. Tenagaku habis. Mataku sayu. Aku tak kuasa mendengarnya.
“hai, aku Wulan !”

Lagu Cinta

Kuingin menjadikan kau sebagai yang pertama dan terakhir !
Aku tak pernah takut terhadap segala rintangan yang menunggu & menghadang langkahku, tapi yang aku takut apabila kau yang ku tuju sudah menjadi milik orang lain !
Sedalam aku menyelami, semakin banyak pula yang mengusik ! apakah ini ujian untuk benteng hati yang telah berjanji akan melindungi rasa kepadamu ?
Kapan kita bisa melepas segala amarah, penat, gerah, sakit hati dan semua perasaan gila yang terlalu menyiksa ? kita bisa lepaskan semuanya bersama, teriak sepuasnya, di tempat yang pernah kita janjikan !
Sudah berapa lama kita tak berjumpa di antara layar-layar kehidupan yang harus memisahkan kita !
Sejatinya wanita memiliki jiwa yang tenang dan lembut, bukan jiwa yang kasar dan tak beretika ! 
Mentari senja merah membara, mengukir mega dengan pesona warnanya. izinkan aku menyentuh relung hatimu, mengukir cinta dengan pena kasihku ! 
Aku memilihmu karena CINTA !
Pekalah terhadap cinta yang datang untukmu, karena mungkin ia hanya datang sekali dan setelah itu pergi ! 
Ingin ku sentuh ruang di hatimu, tapi aku takut menghampirimu !
Bila jiwaku tak dapat bertumbuh pada sisi hatimu, maka ijinkanlah namaku terukir di otak kirimu !
Tak cukupkah bila syair & sajak yang berbicara padamu atas nama keagungan cinta ? karena mereka menyatu membentuk satu harmoni untuk mewarnai duniamu ! 
Jika kita mencintai, maka sebisa mungkin ungkapkanlah, karena siapa tahu kita tidak akan punya kesempatan lagi untuk mengucapkannya !
Kebahagiaan yang paling berkesan adalah ketika kita saling memaafkan setelah pertengkaran ! 
Aku pernah kehilangan cinta itu satu kali dan aku tak mau kehilangannya lagi untuk kedua kali !
Dan peri kecilku hilang membawa setitik terang itu entah kemana ! bila darah ini sudah tak berarti adanya, maka aku akan berlari mengalahkan matahari ini sendiri ! 
(ucapan selamat ulang tahun)
Parasmu begitu anggun. alunan suaramu begitu hangat. senyummu lembut. seraya mengubah duniamu penuh warna. tingkah lakumu yang penuh pertimbangan. sifatmu remaja. langkah kakimu ringan. hatimu lemah. fikiranmu matang. dan desahan nafasmu yang menyapa. kini kau telah dewasa. tiada lagi yang dapat meningkahimu, mengubah dunia penuh warna. kau yang terbaik, dan kau yang terindah. perjuangan dan mimpi telah menunggu di depan. raihlah! 
Taukah kau ? di sini aku menangis namun kubalut dengan senyuman !
Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.
Pernahkah kau mengira bahwa aku hanyalah segenggam lumpur basah yang akan menodai hati putihmu ?
Hubungan mungkin tidak selalu berjalan baik, tapi akan selalu ada orang yang jauh lebih baik.
Menikmati segala bentuk perasaan cinta, dan tak ingin begitu perduli apakah hubungan itu akan berjalan baik atau tidak !

Sastra Kehidupan

Disaat orang lain tertawa mencela, jangan bersedih. karena artinya dia tak bisa menjadi dirimu !

Jangan selalu melihat kekuranganmu, tapi berusahalah untuk menjadi lebih dewasa !

Hidup bukan untuk ditangisi melainkan berusaha melihat semuanya dengan senyuman !

Kesetiaan merupakan sifat yg paling suci dari hati manusia.

Nikmatilah hidup kmu dengan melakukan hal - hal kecil, karena suatu saat nanti jika menoleh ke belakang,

Ternyata hal-hal kecil itu tidak kecil. Jadikan hari esok teka teki yang nyata. pilihlah jalan hidupmu sendiri !

Teruslah mencoba & mencoba hingga matahari terbelah oleh kedua tanganmu !

Yang kemarin sudah tak bisa diraih lagi, yang penting esok harus lebih baik dari hari ini !

Lebih baik menerima kenyataan yang pahit daripada tidak pernah mencobanya !

Uang memang bukan segala-galanya tapi segala-galanya butuh uang !

Pupuklah bungamu dengan pupuk yang terbaik !

Kebahagiaan yang paling berkesan adalah ketika kita saling memaafkan setelah pertengkaran !

Berfikirlah sebelum bertindak karena penyesalan adalah salah satu pilihan dari jawabannya !

Jangan menjadi yang terbanyak, tapi sebaliknya !

Jangan menghitung langkah kaki yang telah kau ambil, tetapi percayalah kau tak akan mampu menghitung apa yang telah kau capai !

Kau memperoleh kekuatan, keberanian, dan rasa percaya diri dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapai rasa takutmu.

Kau dapat berkata pada dirimu sendiri, ''Aku telah tabah menghadapi kengerian ini. Aku pasti mampu menghadapi berikutnya !

Tugas di depan kita, tak pernah sebesar kekuatan di belakang kita !

Katakan dan lakukan sekarang atau selamanya tidak !

Kesenjangan bukanlah suatu alasan untuk tidak bertindak ! jadikan setiap detik yg berdetak acuh adalah kesempatan untuk menciptakan dirimu yang lain !

Kebaikan sebesar gunung pun akan runtuh dengan secuil kesalahan !

Manusia yang tidak pernah berbuat kesalahan, adalah manusia yang tidak pernah berbuat apa apa.

Setelah beberapa lama kau akan mengerti perbedaan tipis antara menggandeng tangan dan membelenggu jiwa, dan kau akan tau bahwa cinta bukan berarti bersandar dan teman bukan berarti aman !

Tenanglah saja BAHAGIAMU akan datang pada waktunya, yang harus kau ketahui untuk bahagia memang tidak mudah. tetaplah tersenyum !

Kita hidup dengan nasib yang berbeda-beda agar tumbuh di antara kita saling memberi dan mengasihi !